Selasa, 14 Januari 2014

Aku dan khayalan.


Prolog :

Saya baru keluar dari kamar mandi ketika istri saya berbisik dengan roman serius
sambil memberikan selembar kertas berisi tulisan anak saya yang baru berusia 14
tahun. Kami kunci pintu kamar dan saya membaca nya ( Si teteh nddak tahu kalau
kertas yang tergeletak di meja kamar nya secara diam - diam diambil oleh ibunya
untuk diperlihatkan pada saya.

Berikut adalah tulisan nya. tanpa saya edit sedikitpun.



**************************

Aku dan KhayalanNyatanya, setiap tanggal 23 Juli aku senaaang sekalii. Yaa siapa yang ngga seneng sih dapet banyak metion “Happy birthday” di twitter. Biasanya sih ucapan itu disertai doa. Salah satunya, “sukses terus yaa”. 

Hmm sukses. Satu kata, dua suku kata, enam huruf. Mudah buat mendeskripsikan kata ‘sukses’, mudah buat mendeskripsikan maknanya. Mudah juga untuk disebut, tapi ngga mudah buat diwujudkan. Semua orang juga pastinya ingin sukses. Tapi ngga semua orang yang ingin sukses tau tujuan hidup kedepannya.

Diumur aku sekarang, aku ngerasa aku belum punya jalan khusus. Sekarang umur aku udah mau empat belas. Umur empat belas itu bisa dikategorikan kecil, tapi bisa dikategorikan besar juga. Kalo menurut aku sendiri umur aku ini masuk ke kategori besar. Karena aku ngerasa di umur aku sekarang aku belum punya jalan khusus, jalan yang bisa mengantarkan aku ke arah yang benar dengan lebih cepat. Kecuali bagi orang yang sudah menjadi orang ‘besar’ di umur empat belas atau orang yang sudah meraih segudang prestasi, mungkin umur segitu masuk ke kategori kecil. 

Aku pernah baca kata-kata “Don’t rush anything. When the time is right, it will happen” tapi menurut aku itu salah. Semua butuh proses, dan lebih baik berprestasi semuda mungkin.

Kalo kepribadian aku sendiri, bisa dibilang aku itu orangnya pesimis, gampang ‘get down’ kalo udah ngeliat orang lain yang aku rasa lebih baik. Tapi setiap aku liat hal-hal yang aku suka, aku ngerasa semangat itu dateng lagi. Salahsatu hal yang aku suka yaitu city light. Dari kecil aku suka liat lampu-lampu dan suasana kota, apalagi pas malem. 

Kalo diinget-inget.. dulu aku belum tau tujuan hidup aku. Dulu aku belum tau aku hobi apa dan pengen jadi apa besar nanti. Dan yang aku tau dari dulu aku suka mengkhayal. Yang aku baru inget dari kelas 3 SD, aku sering banget bikin denah rumah. Semacam denah rumah impian. Tapi saat itu aku belum tau cita-cita aku yang sebenernya, aku kira ngga ada profesi semacam mendesign rumah. 

Tapi sekarang aku udah tau, aku pengen jadi arsitek. Aku juga pengen jadi pengusaha di bidang property yang aku design sendiri. Definitely it’s a big dreams! But yeaa like what i’ve read “if your dreams don’t scare you, it’s aren’t big enough” really agreee! Aku juga baca kisah sukses Bapak Real Estate Indonesia, Dr. Ir. Ciputra. Beliau adalah orang yang bener-bener menginspirasi aku. Dia adalah orang ‘besar’ yang mulai dari hal kecil, walaupun punya masa lalu yang bisa dibilang ‘pahit’ tapi ya “stars can’t shine without darkness”. Dan ada satu profesi lagi yang pengen aku coba. Aku pengen jadi penulis. Bukan penulis buku atau karya-karya yang hasilnya juga berupa tulisan, tapi aku pengen karya tulis yang hasilnya ada di dunia nyata tapi bukan kisah nyata. Aku pengen nyoba nulis naskah drama atau film. Masih menyangkut hobi mengkhayal, aku pengen khayalanku itu semacam menjadi  kenyataan.


Berhubungan dengan salahsatu idola aku juga, aku sadar dia ngga cuma sekedar menghibur, tapi juga menginspirasi. Kerjakeras dan semangatnya sangat patut dicontoh. Dia yang sekarang bener-bener sukses, dilatih keras dari dia kecil. Dia yang mengorbankan masa kecilnya, dia yang rela melakukan apapun demi masa depan, hasilnya benar-benar terbayar. Tapi karna ia senang melakukan pekerjaan itu, ia juga ngga merasa terbebani.


Bener kata ayah, jangan pilih suatu pekerjaan karna uang, tapi karna kita senang mengerjakannya. Dan memang bener, kalo kita menikmatinya itu tidak akan terasa seperti sebuah pekerjaan.


Yes. my future is ahead, i’ll prepare for it.                                                                                                    Because dream don’t work unless if i do.

        Cilegon, 12 Januari  

Epilog :

Sebagai orang tua, kita sering merasa bahwa kita tidak berarti apa - apa untuk
dunia. Namun, bagi anak - anak kita, kita adalah seluruh dunia nya.

Selamat berkarya Teteh ...
Semoga tercapai cita - citamu.

Ayah mendoakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar