Saya baru keluar dari kamar mandi ketika istri saya berbisik dengan roman serius
sambil memberikan selembar kertas berisi tulisan anak saya yang baru berusia 14
tahun. Kami kunci pintu kamar dan saya membaca nya ( Si teteh nddak tahu kalau
kertas yang tergeletak di meja kamar nya secara diam - diam diambil oleh ibunya
untuk diperlihatkan pada saya.
Berikut adalah tulisan nya. tanpa saya edit sedikitpun.
**************************
Aku dan KhayalanNyatanya, setiap tanggal 23 Juli aku senaaang sekalii. Yaa
siapa yang ngga seneng sih dapet banyak metion “Happy birthday” di twitter. Biasanya
sih ucapan itu disertai doa. Salah satunya, “sukses terus yaa”.
Hmm sukses. Satu
kata, dua suku kata, enam huruf. Mudah buat mendeskripsikan kata ‘sukses’,
mudah buat mendeskripsikan maknanya. Mudah juga untuk disebut, tapi ngga mudah
buat diwujudkan. Semua orang juga pastinya ingin sukses. Tapi ngga semua orang
yang ingin sukses tau tujuan hidup kedepannya.
Diumur aku sekarang, aku ngerasa aku belum punya jalan khusus.
Sekarang umur aku udah mau empat belas. Umur empat belas itu bisa dikategorikan
kecil, tapi bisa dikategorikan besar juga. Kalo menurut aku sendiri umur aku
ini masuk ke kategori besar. Karena aku ngerasa di umur aku sekarang aku belum
punya jalan khusus, jalan yang bisa mengantarkan aku ke arah yang benar dengan
lebih cepat. Kecuali bagi orang yang sudah menjadi orang ‘besar’ di umur empat
belas atau orang yang sudah meraih segudang prestasi, mungkin umur segitu masuk
ke kategori kecil.
Aku pernah baca kata-kata “Don’t rush anything. When the time is right, it will happen” tapi
menurut aku itu salah. Semua butuh proses, dan lebih baik berprestasi semuda
mungkin.
Kalo kepribadian aku sendiri, bisa dibilang aku itu orangnya
pesimis, gampang ‘get down’ kalo udah
ngeliat orang lain yang aku rasa lebih baik. Tapi setiap aku liat hal-hal yang
aku suka, aku ngerasa semangat itu dateng lagi. Salahsatu hal yang aku suka
yaitu city light. Dari kecil aku suka
liat lampu-lampu dan suasana kota, apalagi pas malem.
Kalo diinget-inget.. dulu
aku belum tau tujuan hidup aku. Dulu aku belum tau aku hobi apa dan pengen jadi
apa besar nanti. Dan yang aku tau dari dulu aku suka mengkhayal. Yang aku baru inget dari kelas 3 SD,
aku sering banget bikin denah rumah. Semacam denah rumah impian. Tapi saat itu
aku belum tau cita-cita aku yang sebenernya, aku kira ngga ada profesi semacam
mendesign rumah.
Tapi sekarang aku udah tau, aku pengen jadi arsitek. Aku juga
pengen jadi pengusaha di bidang property
yang aku design sendiri. Definitely it’s a big dreams! But yeaa like
what i’ve read “if your dreams don’t scare you, it’s aren’t big enough” really
agreee! Aku juga baca kisah sukses Bapak Real Estate Indonesia, Dr. Ir. Ciputra.
Beliau adalah orang yang bener-bener menginspirasi aku. Dia adalah orang ‘besar’
yang mulai dari hal kecil, walaupun punya masa lalu yang bisa dibilang ‘pahit’
tapi ya “stars can’t shine without
darkness”. Dan ada satu profesi lagi yang pengen aku coba. Aku pengen jadi
penulis. Bukan penulis buku atau karya-karya yang hasilnya juga berupa tulisan,
tapi aku pengen karya tulis yang hasilnya ada di dunia nyata tapi bukan kisah
nyata. Aku pengen nyoba nulis naskah drama atau film. Masih menyangkut hobi
mengkhayal, aku pengen khayalanku itu semacam menjadi kenyataan.
Berhubungan dengan salahsatu idola aku juga, aku sadar dia ngga
cuma sekedar menghibur, tapi juga menginspirasi. Kerjakeras dan semangatnya
sangat patut dicontoh. Dia yang sekarang bener-bener sukses, dilatih keras dari
dia kecil. Dia yang mengorbankan masa kecilnya, dia yang rela melakukan apapun
demi masa depan, hasilnya benar-benar terbayar. Tapi karna ia senang melakukan
pekerjaan itu, ia juga ngga merasa terbebani.
Bener kata ayah, jangan pilih suatu pekerjaan karna uang,
tapi karna kita senang mengerjakannya. Dan memang bener, kalo kita menikmatinya
itu tidak akan terasa seperti sebuah pekerjaan.
Yes. my future is ahead,
i’ll prepare for it. Because
dream don’t work unless if i do.
Cilegon, 12 Januari
Epilog :
Sebagai orang tua, kita sering merasa bahwa kita tidak berarti apa - apa untuk
dunia. Namun, bagi anak - anak kita, kita adalah seluruh dunia nya.
Selamat berkarya Teteh ...
Semoga tercapai cita - citamu.
Ayah mendoakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar