Kamis, 24 Mei 2012

Intuisi : Malas tapi sukses !

Dalam keadaan capek,  kemampuan kognisi dan kreativitas melemah, itu sebabnya,  saya tanggalkan baju karyawan agar saya tidak terjebak dalam rutinitas 8 jam sehari, 5 hari dalam seminggu, sepanjang bulan, sepanjang tahun, sehingga saya sulit menemukan waktu untuk merenungkan  masa depan saya.  (baca : tak punya waktu untuk mengevaluasi diri).



Saya ingin bebas meng-ekspresikan pemikiran - pemikiran saya, dan beberapa kali saya mendapat sebuah kenyataan bahwa kebebasan itu menjadi terkekang  ketika kita bersedia memakai baju seragam karyawan. Harus selalu bilang :"Yes Bos...", harus selalu bilang : "Baik pak ..." dan nyaris tidak memiliki kesempatan untuk menjadi diri sendiri.


Benar. Banyak yang berkata saya keras kepala. susah diatur. Pikiran saya -konon- sulit untuk mereka mengerti. Padahal sebenarnya kepala saya nddak keras-keras amat, dalam arti saya bisa menerima sesuatu yang menurut pemikiran saya benar dan saat bersamaan saya juga bisa menolak sesuatu yang menurut pemikiran saya tidak seharusnya. Lha, saya kan dianugrahi otak untuk berpikir. Bukan hanya mulut yang hanya bisa berucap "Yes Bos...!" << tanpa berpikir>>.


Masalah "susah diatur", ya tergantung aturannya pegimana. Kalau aturannya tidak ada, tidak jelas, lantas aturan mana yang mosti dipegang ? Nddak perlu bilang "susah diatur" kalau aturannya tidak ada atau aturannya selalu berubah setiap saat. Gimana ngikutinnya ? Bingung dong ... :-)


Masalah pemikiran-pemikiran sayah sosah buat dimengerti, mbok ya itu sangat wajar jika seseorang berada dalam frekwensi yang berbeda. Nddak nangkep. Nddak nyambung. Lha iyalah .... nangkep siaran FM kok di saluran MW. Heu heu :-0


Sayah lagi ngomong apa seh ? Kok nddak  jelas  judulnya seh ? Betul ?


****


Intuisi. Itu yang sedang coba sayah tulis di sini : memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas.   Bagi sebagian besar orang, "tiba-tiba" menanggalkan baju karyawan, melupakan sekian banyak gaji yang bisa diterima setiap bulan - hanya- untuk bisa diam di rumah dan tidak untuk bekerja diperusahaan lain adalah sesuatu yang tidak intelek dan sangat tidak rasional. Tapi   saya mengambil keputusan itu berdasarkan intuisi. Jadi ... memang akan sulit dipahami dengan nalar. Lha yang maen itu perasaan kok.  :-)


Intuisi itu mirip-mirip dengan indra ke enam. Dan - konon - salah satu syarat sukses dalam menjalani hidup agar selamet adalah intuisi yang tajam. ;-)


Jadi ...kalau tiba-tiba anda pengen ke toko buku, ikuti  intuisi itu. Siapa tahu di toko buku itu ada buku yang bisa merubah masa depan anda. Jika tiba-tiba anda ingat Ibu dan ingin bertemu, ikuti intuisi itu, siapa tahu ibu juga rindu atau ada sesuatu, jadi ... kalau hati anda bilang "tidak" pada seseorang yang berpenampilan rapih, pintar bicara, sopan, yang menawarkan sesuatu atau meminta sesuatu kepada anda, katakanlah "tidak!", karena siapa tahu yang bicara adalah intuisi anda yang mengingatkan anda agar tidak tertipu ...


****


Setelah hampir 3 minggu melepas kembali gelar "karyawan", banyak waktu saya pergunakan terutama untuk tidur dan "melamun" di rumah dan mengisi waktu dengan ber-komputer-ria. - konon- tidur dan menghayal adalah sangat baik untuk melatih kecerdasan otak kanan dan .... ketajaman intuisi ! He hehe :-)


Saya ingin jadi orang malas tapi sukses.


Itu cita-cita saya. 


Salam,
putudjajadiwangsa@gmail.com.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar