Sabtu, 12 Februari 2011

Hendaklah manusia berkata baik atau DIAM



"Apakah kita akan menghancurkan seluruh kehidupan kita hanya karena kata - kata yang tidak nyaman yang dikeluarkan oleh beberapa orang manusia tentang kita ? " Kata - kata itu menyembur begitu saja dari hape yang nempel di telinga saya.

Sejenak saya diam. Garuk - garuk kepala.

Beberapa saat kemudian suasana hati saya yang selama beberapa jam nddak enak banget, pelan - pelan menjadi lapang kembali ... "Iya juga, ngapain mesti repot-repot dipikirin ya ? Abaikan saja ! Lupakan saja !" Begitu saya bilang sendiri dalam hati.



***

Keterampilan hidup tidak hanya tentang memilih masalah apa yang layak untuk dipikirkan, namun juga terletak pada keterampilan untuk memilah masalah apa yang sangat layak untuk diabaikan. Daripada pusing mikirin masalah yang kagak jelas juntrungannya, mendingan mikirin masalah yang jelas - jelas bermanfat dan membuat hidup kita bisa lebih baik dari waktu ke waktu.

Saya (merasa) saat ini saya sudah masuk ke dalam suatu masa dimana saya tidak mau dipusingkan oleh hal - hal yang tidak jelas juntrungannya. Saya hanya ingin focus pada hal-hal yang baik, hal-hal yang membuat saya senang dan bahagia sebagai mahluk Tuhan yang hanya tinggal SEKELEBAT saja di dunia ini. :-) Saya hanya ingin memiliki sekian banyak catatan baik untuk bekal saya ketika suatu saat menghadap kepada NYA. (Smoga)

Tentu saja, Masa lalu yang telah dijalani tak seputih gumpalan kapas. Ada banyak noda hitam, ada warna kelam, dan hanya sedikit bercak - bercak putih ... Sehingga saya harus mulai terbiasa untuk mendengarkan umpatan, cacian dan makian dari sekian banyak manusia yang merasa dirugikan .. merasa dikecewakan..merasa tersakiti ...merasa diabaikan...merasa tidak dipedulikan...tak sedikit pula yang menyimpan sekian banyak dendam dan siap kapanpun menyemburkan sumpah serapahnya ... saya terima. Saya bukan manusia bersih yang tanpa noda ... saya tak akan sungkan untuk memohon maaf ... saya tak akan berhenti untuk terus menerus berupaya "menebus dosa" ... di luar itu saya akan terus menerus bertobat kepada Tuhan atas segala lupa dan alfa ...

Bagi saya hari ini, yang penting itu bukan masa lalu, bukan hari esok, tapi hari ini. saat ini. Dan saya baru saja sampai pada suatu fase "pengasingan diri", dalam arti mulai membatasi siapa yang saya temui, apa yang saya lihat, apa yang saya rasakan dan apa yang saya dengar.

Ajaran islam mengenal kosa kata "Uzlah". Saya memahami kata "Uzlah" sebagai sebuah tindakan meninggalkan kondisi tertentu untuk sementara karena saya tidak kuasa untuk mengatasinya. Bahasa "keren" nya adalah "Transendensi" ... mengambil jarak.

Paling tidak ada dua alasan mengapa seseorang kemudian membatasi diri untuk bersosialisasi ( Baca : Bukan mengasingkan diri .. tapi .. membatasi diri ) PERTAMA karena khawatir akan perbuatan yang 'kurang baik" dari orang lain, seperti : DI-umpat, DI-caci, Di-Maki, DI-rugikan, DI- kecewakan, DI-sakiti, ...KEDUA karena khawatir akan melakukan perbuatan "kurang baik" kepada orang lain, seperti : ME-ngumpat, ME(n)-caci, ME-Maki, ME-rugikan, ME- ngecewakan, ME-nyakiti, ...

Dalam konteks ini, saya "ber-Uzlah" atau "Ber-Transendensi" , membatasi diri dalam bersosialisasi, dalam rangka yang KEDUA. Saya ingin berusaha untuk tidak menyakiti dan tidak merugikan orang lain ...

Beberapa orang bijak berpendapat bahwa "Ber-Uzlah" karena kekhawatiran tidak ingin dirugikan oleh orang lain atau karena takut akan perbuatan jahat dari orang lain kepada kita adalah bentuk lain dari kesombongan. Dengan pemikiran seperti itu, maka seolah - olah yang terjadi adalah : "Aku baik" dan "Engkau Jahat".

"Apakah kita akan menghancurkan seluruh kehidupan kita hanya karena kata - kata yang tidak nyaman yang dikeluarkan oleh beberapa orang manusia tentang kita ? " Kata - kata itu kembali terngiang di telinga saya ...

Tentu saja, apapun yang dikatakan oleh seseorang kepada orang lain pada akhirnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Kata - kata yang baik akan kembali menjadi sebuah kebaikan. Kata - kata yang buruk akan kembali menjadi sebuah keburukan .

Hendaklah manusia berkata baik atau DIAM. Demikian agama mengajarkan.

Tetaplah Berjuang
Tetaplah Berbuat Baik
Tetaplah Berdoa

SEMOGA BERMANFAAT.
putudjajadiwangsa@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar